Wednesday, May 28, 2014

Backbone Cabling

BACKBONE CABLING


Pengkabelan backbone adalah untuk sistem pengkabelan terstruktur menyediakan koneksi antara main distribution area, horizontal distribution area, dan merupakan entrance area. Sistem pengkabelan backbone terdiri dari kabel backbone, main cross-connect, horizontal cross-connect, terminasi mekanikal, dan patch cord (jumper) yang digunakan untuk koneksi silang backbone-to-backbone. Sistem pengkabelan secara backbone harus mendukung kebutuhan konektivitas yang berbeda, misalnya LAN, WAN, SAN, saluran komputer, dan koneksi console peran.
Backbone merupakan sebuah teknik yang digunakan dalam penggabungan beberapa jaringan lokal pada masing-masing lantai dari bangunan bertingkat dengan menggunakan satu jalur kabel utama dan khusus. Backbone merupakan jalan, saluran utama, atau bisa disebut dengan jalan tol dalam sebuah jaringan.
Teknik backbone merupakan teknik yang paling banyak digunakan karena dapat mencega bottleneck yang terjadi pada server. Kabel yang digunakan biasanya adalah jenis serat optik, kabel RG-58, atau RG-8. Sedangkan konektor yang digunakan adalah ST untuk serat optik, BNC untuk kabel RG-58, dan AUI untuk kabel RG-8.
Hal yang perlu diperhatikan sebelum membangung jaringan backbone:
Ø  Kebutuhan yang berkaitan dengan desain akses jaringan, meliputi jenis data, pelayanan, IP, dan frame relay
Ø  Kapasitas yang dibutuhkan dalam membangun jaringan backbone tergantung pada desain keluarannya
Ø  Topologi dan teknologi yang akan digunakan perlu dipertimbangkan
Ø  Topologi akan berpengaruh pada jumlah dan letak node, desain saluran, maupun keseluruhan desain akses backbone
Backbone menyediakan banyak efisiensi yang tidak disediakan oleh jaringan meshed-access, meliputi:
Ø  Penggabungan lalu lintas (mengeliminasi path (saluran) yang memilki tipe lalu lintas berbeda)
Ø  Platform dengan bandwidth yang tinggi
Ø  Rerouting dan redundancy
Ø  Skala ekonomis
Ø  Arsitektur untuk memperbaiki kerusakan atau gangguan sendiri
Ø  Berbagi perlengkapan dan fasilitas antar berbagai lokasi
Ø  Routing yang cerdas
Ø  Bandwidth dinamik dengan alokasi sumber daya
Ø  Topologi yang fleksibel dengan berbagai gaya desain
Ø  Pengaturan jaringan yang terpusat maupun terdistribusi
Ø  Fleksibilitas

Backbone adalah saluran atau koneksi berkecepatan tinggi yang menjadi lintasan utama dalam sebuah jaringan. Network backbone adalah network yang menghubungkan beberapa jaringan dengan berkecepatan rendah melalui gateway.

Dengan menggunakan jaringan backbone, masalah kecepatan interkoneksi antar jaringan lokal dapat teratasi. Sebenar bisa saja bila kita hanya menggunakan kabel jaringan UTP untuk menggabungkan atar jaringan lokal tersebut, tetapi akan terasa sekali lambatnya. Karena kabel UTP itu hanya bisa di lewati dengan kecepatan transfer data hingga 100 Mbps, jaringan backbone bisa memuat hingga 10 Gbps. Alat yang di butuhkan untuk membangun jaringan backbone misal: bridge atau switch yang memiliki kecepatan antara 1-10 Gbps.selain itu kita bisa menggunakan converter yang mengubah kecepatan 100 Mbps ke 1 Gbps.
Sumber : http://belajarjaringanringan.blogspot.com/2014/05/backbone-cabling.html 
Read More ->>

Horizontal Cabling

HORIZONTAL CABLING

Sistem pengkabelan horizontal terdiri dari kabel-kabel yang tersusun secara horizontal, terminasi mekanikal, dan patch cords (jumper). Pengertian horizontal disini adalah sistem pengkabelan akan berjalan secara horizontal baik diatas lantai ataupun di bawah atap. Sistem pengkabelan secara horizontal dapat dibuat dalam bentuk under-floor (bawah) atau overhead (atas).

 Ada beberapa servis atau system yang harus diperhatikan ketika mendesain suatu sistem pengkabelan secara horizontal, yaitu :
a.      Servis telekomunikasi meliputi suara, modem dan faksimile.
b.      Perlengkapan dasar switching.
c.       Koneksi manajemen komputer dan telekomunikasi.
d.      Koneksi keyboard/video/mouse (KVM).
e.      Komunikasi data.
f.        Wide Area Network (WAN).
g.      Local Area Network (LAN).
h.      Storage Area Network (SAN).
i.        Sistem pemberian isyarat lainnya pada gedung (seperti kebakaran, keamana, energi, HVAC, EMS, dan lainnya).


Komponen sistem pengkabelan horizontal



Keterangan
a.      Customer Premises Equipment
b.      HC Peralatan Kabel
c.       Patchcords / lintas menghubungkan jumper digunakan dalam HC, termasuk kabel peralatan / kabel, tidak boleh lebih dari 5m (16 ft).
d.      Catatan: ISO / IEC 11801:2002 menetapkan max. patchcord / lintas menghubungkan panjang 5m (16,4 kaki), yang tidak termasuk kabel peralatan / kabel.
e.      Kabel 90m horisontal (295 ft) maks. total
f.        TP atau CP (opsional)
g.      Telekomunikasi outlet / konektor (TO)
h.      Work Area (WA) Peralatan kabel
i.        Catatan: Penyisihan dibuat untuk kabel peralatan WA dari 5m (16 ft).

Kabel horizontal yang paling sering diimplementasikan dengan 100-ohm, empat pasangan, unshielded twisted-pair (UTP), kabel solid-konduktor, sebagaimana ditentukan dalam Standar ANSI/TIA/EIA-568 untuk pembangunan jaringan yang sudah umum. Standar ini juga menyediakan untuk pemasangan kabel horizontal untuk diimplementasikan dengan menggunakanSerat optik multimode 62.5/125-micron atau 50/125-micron.
Sumber : http://belajarjaringanringan.blogspot.com/2014/05/horizontal-cabling.html
Read More ->>

Tuesday, May 20, 2014

Jobsheet Kelompok 1

  1. Tampilan awal winbox
\
2.      Pilih mac address

  1. Klik remove configuration
  1. Rubah interfaces 1 dengan nama  “NetUs” seperti gambar di bawah

  1. Lalu rubah interfaces 2 dengan nama “internet”






6.      Selanjutnya rubah interfaces 3 dengan nama “TalamNetA” (nama bisa disesuaikan dengan keinginan)
7.      Setelah kita menukar nama interfaces , lalu kita mengisi alamat IP address masing-masing interfaces dengan cara “ klik – IP – address – klik tanda “+” “ pilih interfaces sesuai yang di ingin kan , di bawah ini kami mengatur di mulai dari interfaces “internet” dengan IP 192.168.137.2/24 mengikuti IP server 192.168.137.1, seperti gambar di bawah



  1. Selanjut nya kita mengatur IP “ TalamNetA “ IP yang kami pakai di sini adalah 192.168.1.1/24 , atau kalian juga bisa memakai alamat lain sesuai dengan keinginan masing-masing.
  1. Selanjut nya kita mengatur IP “ NetUs “ IP yang kami pakai di sini adalah 192.168.5.1/24 , atau kalian juga bisa memakai alamat lain sesuai dengan keinginan masing-masing.




  1. Setelah semua IP address telah di atur maka kita masuk ke tool IP routes lalu klik tanda “+” untuk mengatur getway , atur getway sesuai dengan IP server yaitu 192.168.137.1 lalu klik applay untuk mengecek apa getway tersebut bisa di pakai seperti gambar di bawah.
  1. Setelah getway di atur , lanjut untuk mengatur IP-firewall-NAT lalu klik tanda“+”
-          Atur : chain = srcnat
-          Out. Interfaces = internet
-          Action = masquerade
-          Seperti gambar di bawah :


  1. Selanjut nya kita mengatur DHCP agar bisa terkoneksi ke internet, dengan cara klik IP – DHCP server – DHCP setup. Pada bagian : DHCP interfaces ambil jaringan local , di sini jaringan local kami bernama “TalamNetA”
Lebih rinci nya seperti gambar di bawah







  1. Setelah DHCP di atur , maka selanjut nya kita masuk ke bagian DNS agar bisa masuk ke web yang kita ingin kan . dengan langkah IP-DNS , disini kita menggunakan DNS server google 8.8.8.8, lalu ceklist tanda “allow” sepertii gambar di bawah
  1. Setelah semua selesai maka kita reboot mikrotik kita , dengan cara system – reboot seperti gambar di bawah





  1. Maka hasil akhir akan keluar jika kita benar-benar terkoneksi ke internet seperti gambar di bawah :
  1. Setelah jaringan bisa terkoneksi maka selanjut nya kita buat jaringan akses point nya dengan cara “quick set pilih AP“ lalu ganti SSID dengan nama nya kita ingin kan , disini kami memakai nama “Talam-wifi” WPA dan WPA2 boleh di pakai atau di hilangkan , jika di pakai maka wifi kita menggunakan password agar bisa di akses oleh user, jika tidak maka sebaliknya . Disini kami mencontohkan dengan  memakai password. Dan membedakan IP Lan dengan IP wifi


Read More ->>

Saturday, May 17, 2014

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pembangunan, maintenance dan penggunaan data center server

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pembangunan, maintenance dan penggunaan data center server adalah sebagai berikut :
1. Server performance metrics
Dalam mengukur kinerja dari server diperlukan standar pengukuran yang diakui oleh masyarakat dan vendor-vendor IT, sehingga dibentuklah sebuah konsorsium yang menentukan hal tersebut. SPEC (Standard Performance Evaluation Corporation) Benchmark merupakan standar ukuran kinerja yang telah diakui oleh masyarakat dunia. Aspek yang berpengaruh pada kinerja sistem adalah utilization, latency, throughput, resource efficiency. Faktor yang mempengaruhi kinerja CPU adalah pemakaian cache pada CPU (L1 Cache, L2 Cache, L3 Cache)
2. Server capacity planning
Server capacity planning terdapat 2 hal penting, yaitu server sizing dan capacity planning. Server sizing adalah bagaimana melakukan estimasi kebutuhan hardware pada server sesuai kebutuhan dari aplikasi dan aktifitas dari pengguna, contohnya adalah untuk memenuhi 3000 end user, kita membutuhkan 2 load-balanced application server (4 CPU 1,3 GHz & 8 GB RAM) dan satu back-end database server (8 CPU & 10 GB RAM). Capacity planning terdiri dari 2 fase yaitu melakukan tes untuk mengukur utilization dan performance, yang kedua adalah perencanaan harus dapat mendukung beban kerja yang berat. Pengecekan memory secara berkala merupakan hal yang penting setelah server capacity planning dilakukan.
3. Best practices in IT
Merupakan hal-hal terbaik yang dilakukan di IT, salah satunya adalah berdasarkan pengalaman dan komunitas IT. Beberapa dari Best practices in IT adalah sebagai berikut:
a. System Deployment (Mempersiapkan sistem dengan baik)
b. Power Source (Estimasi pemakaian listrik)
c. Hardware Maintenance (Maintenance pengkabelan hingga server)
d. Software Deployment (Mempersiapakan software)
e. Cluster (Menggunakan sistem cluster bila diperlukan dengan tujuan menghindari terjadinya kesalahan secara keseluruhan, penyimpanan tersebar dan mendukung backup yang lebih baik)
f. Data Storage (Menggunakan RAID, cluster storage, multiple control)
g. Network Management Best Practices (Melakukan network analisis yang baik)
h. Documentation Best Practices (Dokumentasi pada berbagai tahap antara lain metodologi, proposal, hingga diagram)
Keuntungan dari penerapan best practices adalah
  • Standarisasi (saat best practice telah menjadi standar, pekerjaan menjadi semakin mudah)
  • Dapat mengurangi downtime
  • Konsisten dengan obyek bisnis
  • Kualitas
3. Server Security
Keamanan harus diperhatikan, baik keamanan hardware server, software server dan gangguan dari manusia atau alam. Secara umum hal-hal yang perlu diperhatikan pada keamanan server adalah sebagai berikut :
  1. Simplicity (menyederhanakan)
  2. Fail Safe (kesalah tidak menyebar)
  3. Complete Mediation (mediasi dengan pengguna)
  4. Open Design
  5. Separation of privilege (pembagian hak akses)
  6. Update (selalu ada perubahan lebih baik)
  7. Hapus pemakaian file dan aplikasi yang tidak digunakan
  8. Software keamanan bila diperlukan (anti virus, anti malware, anti spam, dll)
4. Server Administration
Best practices pada system administration adalah sebagai berikut :
  1. Memperhatikan permasalahan
  2. Log dan dokumentasi yang baik
  3. Cek permasalahan dari yang sederhana (berurutan OSI layer)
  4. Team work yang baik
  5. Otomasi
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam otomasi adalah sebagai berikut :
  • Mengumpulkan dokumen
  • Menentukan target
  • Kritik dan saran dari komunitas
  • Improve
  • Simplify
  • Testing
5. Device Naming
Penamaan device yang dijelaskan disini yaitu :
a. NIS (Network Information Service)
Digunakan menyimpan data profil user dan biasa disebut dengan yellow pages. NIS mengijinkan para pengguna dan aplikasi melalui jaringan untuk menenmukan berkas dan aplikasi dimanapun di sebuah jaringan dengan mengakses server NIS terpusat
b. NIS +
Setelah NIS dirasakan memiliki kekurangan pada segi keamanan, SUN mengeluarkan NIS+ yang mendukung pada segi keamanan
c. DNS (Domain Naming System)
Merupakan distribute database system yang digunakan untuk pencarian nama komputer (name resolution) di jaringan yang menggunakan TCP / IP. Keuntungan dari pemakaian DNS adalah memudahkan pengguna dalam mengingat IP, penamaan konsisten / tidak berubah, Satu user satu domain. Struktur domain merupakan sebuah hirarki pengelompokan domain berdasarkan nama, yang terbagi dalam beberapa bagian, yaitu : root level domains, second level domains, host names
d. LDAP (Lightweight Directory Access Protokol)
Merupakan service direktori yang berjalan pada layer TCP / IP. LDAP adalah sebuah protocol yang mengatur pengaksesan layanan direktori yang dapat digunakan untuk mendeskripsikan berbagai informasi. Fungsi LDAP adalah memberikan hak akses pada direktori. Direktori dapat berisi berbagai informasi (merupakan suatu database tempat penyimpanan data), contoh : direktori dapat berupa phone book
6. Load Balancing
Merupakan cara untuk membagi kinerja server yang bertujuan mengurangi beban server. Load balancing dapat berupa software maupun hardware
Menggunakan software memungkinkan pemakaian virtual server dan virtual IP.
Keuntungan
  1. Toleransi kesalahan diperhatikan
  2. Layanan lebih baik
  3. Performance
  4. Scalabilitas
  5. Fleksibel
  6. Hemat
  7. Memperhatikan keamanan
7. Fault Tolerance
Terdapat standar dari ukuran toleransi kesalahan diatantaranya adalah MTBF (Mean Time Between Failures), MTTDL (Mean Time to Data Loss), MTTDI (Mean Time to Data Inaccessibility). Faktor yang mempengaruhi adalah :
  1. Swap
  2. Sistem pendingin
  3. Power
  4. RAID (Redundant Array of Inexpensive Disks)
8. RAID
Merupakan implementasi toleransi kesalahan pada media penyimpanan / disk dengan tujuan mengurangi redundansi data (Akses ataupun proses). RAID dibagi menjadi lima tipe, yaitu RAID 0 (stripping), RAID 1 (mirroring), RAID 2 (humming), RAID 3 (pengecekan disk tunggal dalam kelompok disk, penggunaan sudah lebih dari 3 disk), RAID 4 (pembacaan dan penulisan secara independen), RAID 5 (sebaran data dan paritas ke semua drive)
Penggunaan RAID pada server sesuai kebutuhan, karena setiap server memiliki spesifikasi yang berbeda. Salah satu contohnya adalah Storage 7000 dari SUN yang memungkinkan pemakaian SATA storage pada server, dan menggunakan SID dalam mengupdate kecepatan akses tanpa merubah pemakaian RAID.
Oleh : Wildan S (Unkick.wordpress.com)
Read More ->>

PENGERTIAN DATA CENTER



Data Center merupakan  fasilitas yang digunakan untuk penempatan beberapa kumpulan  server  atau sistem   komputer   dan   sistem   penyimpanan   data  (storage)  yang   dikondisikan   dengan   pengaturan catudaya,  pengatur  udara,  pencegah bahaya kebakaran dan biasanya dilengkapi  pula dengan sistem pengamanan fisik.
  1. Sejarah Data Center
Pada awalnya, data center selalu dibangun dalam sebuah ruangan yang besar untuk membantu operasi dari sebuah perusahaan. Pada awalnya, computer-komputer super masih terlalu kompleks untuk pemeliharaannya dan pengoperasiannya. Komponen-komponen yang adapun terlalu banyak dan terlalu ruwet, sehingga membutuhkan kabel yang banyak untuk koneksivitas dari semua komponen tersebut. Server-server yang adapun sangat kompleks mulai dari ukurannya yang besar-besar sampai dengan orang yang handal dalam menangani server tersebut. Biaya untuk data center ini sangat mahal, ini bisa dlihat dari pemeliharaan data center yang khusus, peralatan khusus, sampai dengan orang specialist untuk menangani data center ini. Data center dulu juga membutuhkan daya yang sangat besar dan berdampak kurang baik ke lingkungan. Hal ini juga memicu para pakar untuk bekerja mencari solusi data center yang baik.
Pada awal tahun 1980-an, microcomputer mulai memasuki dunia IT, sehingga dimana-mana bisa ditemui PC-PC yang terpisah dan ditempatkan pada setiap tempat. PC-PC ini sedikit mulai tidak terkontrol sehingga komplesitas IT makin tinggi. Perusahaan yang sadar akan ini mulai mencari alternative untuk memelihara sumber daya IT mereka.
Pada saat client server muncul, data center mulai berkembang lagi ke era internet, dimana perusahaan berlomba-lomba untuk memanfaatkan era ini untuk memperluas market mereka. Koneksi internet cepat dan murah menjadi tantangan terbesar dalam era ini.
  1. Syarat Utama Data Center
Disain dan perencanaan data center harus memperhatikan minimum aspek-aspek berikut :
  • Lokasi aman, memenuhi syarat sipil bangunan, geologi, vulkanologi, topografi
  • Terproteksi dengan sistem cadangan, untuk sistem catudaya, pengatur udara/lingkungan, komunikasi data
  • Menerapkan tata kelola standar data center meliputi :
    • Standar Prosedur Operasi
    • Standar Prosedur Perawatan
    • Standar dan Rencana Pemulihan dan Mitigasi Bencana
    • Standar Jaminan Kelangsungan Bisnis
  1. Kriteria Perancangan Data Center
Dalam melakukan perancangan  terhadap sebuah data center,  harus diperhatikan kedua hal   tersebut dengan tujuan mendapatkan data center sesuai dengan  kriteria berikut:
  • Availability
Data center diciptakan untuk mampu memberikan operasi yang berkelanjutan dan  terus-menerus bagi suatu perusahaan baik dalam keadaan normal maupun dalam keadaan terjadinya suatu kerusakan yang berarti   atau   tidak.  Data   center   harus   dibuat   sebisa  mungkin  mendekati  zero-failure  untuk   seluruh komponennya.
  • Scalability dan flexibility
Data center harus mampu beradaptasi dengan pertumbuhan kebutuhan yang cepat atau ketika adanya servis baru yang harus disediakan oleh data center tanpa melakukan perubahan yang cukup berarti bagi data center secara keseluruhan.
  • Security
Data center  menyimpan berbagai  aset  perusahaan yang berharga,  oleh karenanya sistem keamanan dibuat seketat mungkin baik pengamanan secara fisik maupun pengamanan non-fisik.
Sumber : http://layong.blog.binusian.org/2010/08/04/data-center-pengertian-dan-sejarah/

Read More ->>

Tuesday, May 13, 2014

Resume Tentang ADVANCED MIKROTIK TRAINING ROUTING (MTCRE)

Static Route & Policy Route
Routed Network merupakan Pengaturan jalur antar network segment berdasarkan IP Address tujuan (atau juga asal), pada OSI layer Network.



Connected Routes

Dibuat secara otomatis setiap kali kita menambahkan sebuah IP Address pada interface yang valid (interface yang aktif).  

Jika terdapat dua buah IP Address yang berasal dari subnet yang sama pada sebuah interface, hanya akan ada 1 connected route. Jangan menempatkan dua ip address dari subnet yang sama pada dua interface yang berbeda, karena akan membingungkan tabel dan logika routing di router.

Tipe routing
•    Static Routes
static routes adalah informasi routing yang dibuat secara manual oleh user untuk mengatur ke arah mana trafik tertentu akan disalurkan. Default route adalah salah satu contoh static routes.  

•    Dynamic Routes
Dynamic routes yang akan dibuat secara otomatis saat menambahkan IP Address pada interface.  Informasi routing yang didapat dari protokol routing dinamik seperti RIP, OSPF, dan BGP. 

Konsep Dasar Routing 
Untuk pemilihan routing, router akan memilih berdasarkan:
•    Rule routing yang paling spesifik tujuannya 
Contoh: destination 192.168.0.128/26 lebih spesific dari 192.168.0.0/24  
•    Distance Router akan memilih yang distance nya paling kecil l
•    Round robin (random)  

Router sangat banyak digunakan dalam jaringan berbasis teknologi protocol TCP/IP, dan router jenis itu disebut juga dengan IP Router. Selain IP Router, ada lagi AppleTalk Router, dan masih ada beberapa jenis router lainnya. Internet merupakan contoh utama dari sebuah jaringan yang memiliki banyak router IP. Router dapat digunakan untuk menghubungkan banyak jaringan kecil ke sebuah jaringan yang lebih besar, yang disebut dengan internetwork, atau untuk membagi sebuah jaringan besar ke dalam beberapa subnetwork untuk meningkatkan kinerja dan juga mempermudah manajemennya. Router juga kadang digunakan untuk mengoneksikan dua buah jaringan yang menggunakan media yang berbeda (seperti halnya router wireless yang pada umumnya selain ia dapat menghubungkan komputer dengan menggunakan radio, ia juga mendukung penghubungan komputer dengan kabel UTP), atau berbeda arsitektur jaringan, seperti halnya dari Ethernet ke Token Ring.

Router juga dapat digunakan untuk menghubungkan LAN ke sebuah layanan telekomunikasi seperti halnya telekomunikasi leased line atau Digital Subscriber Line (DSL). Router yang digunakan untuk menghubungkan LAN ke sebuah koneksi leased line seperti T1, atau T3, sering disebut sebagai access server. Sementara itu, router yang digunakan untuk menghubungkan jaringan lokal ke sebuah koneksi DSL disebut juga dengan DSL router. Router-router jenis tersebut umumnya memiliki fungsi firewall untuk melakukan penapisan paket berdasarkan alamat sumber dan alamat tujuan paket tersebut, meski beberapa router tidak memilikinya. Router yang memiliki fitur penapisan paket disebut juga dengan packet-filtering router. Router umumnya memblokir lalu lintas data yang dipancarkan secara broadcast sehingga dapat mencegah adanya broadcast storm yang mampu memperlambat kinerja jaringan.




Static Route & Policy Route
Lakukanlah terlebih dahulu!!!

Ubahlah nama Router System Identity menjadi :  “XX-NAMA ANDA”
Aktifkan neighbor interface pada WLAN1
Buatlah username baru dan berilah
password (group full)
Proteksilah user Admin (tanpa password)
hanya bisa diakses dari 10.10.10.30/31 (grup full)
Buatlah user “demo” dengan grup read
[LAB-1] System Identity:Aktifkan semua interface
[LAB-2] Activate Neighbour Protocol :Aktifkan  Neighbour Protocol  pada wlan1
[LAB-3] User Configuration
[LAB-4] Konfigurasi Dasar
IP CONFIGURATION
 Routerboard Setting :
·         WAN IP : 10.10.10.x/24
·          Gateway : 10.10.10.100
·          LAN IP : 192.168.x.1/24
·          DNS : 10.100.100.1
·         Services: Src-NAT and DNS Server
  Laptop Setting
·          IP Address : 192.168.x.2/24
·          Gateway : 192.168.x.1
·          DNS : 192.168.x.1
Routed Network
Pengaturan jalur antar network segment berdasarkan IP Address tujuan (atau juga asal),
pada OSI layer Network.  Tiap network segment biasanya memiliki subnet network (IP Address) yang berbeda-beda.

ROUTING
Tipe Informasi Routing
MikroTik RouterOS tipe routing sbb:
1.       dynamic routes
       yang akan dibuat secara otomatis:
•  saat menambahkan IP Address pada interface
•  informasi routing yang didapat dari protokol routing dinamik seperti RIP, OSPF, dan BGP.
2.       static routes adalah informasi routing yang dibuat secara manual oleh user untuk mengatur ke arah mana  trafik tertentu akan disalurkan. Default route adalah salah satu contoh static routes.
Parameter Dasar Routing
1.        Destination
2.        Gateway
3.       Pref Source
4.       Distance
[LAB-5] P2P Addressing



[LAB-7] Static Route (Fail Over)
[LAB-8] Routing – Scope
Routing Type
Kita bisa melakukan blok untuk dst-address tertentu menggunakan static route :
1.        Blackhole
2.        Prohibit
3.       Unreachable
Ketiga tipe di atas tidak membutuhkan IP Address gateway
[LAB-9] Pref-Source
[LAB-10] Route Mark: WLAN1: Untuk traffic dari 192.168.x.0/24,  WLAN2: Untuk traffic dari 172.16.x.0/24
[LAB-11] Route Mark :WLAN1: All other traffic, WLAN2: Web only
 
Sumber : http://bluebuddiess.blogspot.com/2013/04/resume-tentang-advanced-mikrotik.html
Read More ->>
Powered by Blogger.

Translate